Langsung ke konten utama

Hariku Bersama Prelo: Sehari di Hogwarts Bersama Prelo

Tenggelam dalam dunia sihir Harry Potter. Itulah yang selalu terjadi ketika saya membaca novel-novel karya JK Rowling ini. Tidak cukup hanya membaca novelnya, saya juga membaca buku tambahannya, yaitu salah satu ‘buku pelajaran Hogwarts’ yang dalam cerita ditulis oleh Newt Scamander, berjudul Hewan-hewan Fantastis Dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan.
                Buku ini, bersama novel Narnia yang berjudul Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari, saya beli melalui aplikasi jual beli barang bekas Prelo. Mengingat kedua buku ini merupakan buku lama dan tidak dicetak lagi, sulit menemukannya di toko-toko buku.
                Setelah googling, keluar-masuk web jual beli, akhirnya saya menemukan platform jual beli barang bekas Prelo. Tanpa babibu, saya klik tab Books pada menu utama, scrolling hingga menemukan kedua buku yang saya cari, Hewan-hewanFantastis Dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan dan Narnia Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari second dengan harga murah, namun kondisi bagus. Keterangan barang di bagian kanan sangat jelas, bahkan mencantumkan alasan penjual menjual barang second miliknya.
Sekitar dua hingga tiga hari setelah melakukan pembayaran, pesanan saya tiba. Agak lama juga. Namun memang inilah konsekuensi belanja online. Dengan tak sabar saya robek pembungkusnya dan mengeluarkan isinya. Sesuai harapan, gumam saya. Walaupun buku bekas, kondisinya masih sangat baik. Bahkan bukunya disampul rapi tanpa coretan. Sesuai dengan keterangan kondisi barang.
Kedua buku preloved yang saya beli melalui Prelo

                Seperti sebelum-sebelumnya, saya kembali terbuai dalam imajinasi sihir dan ‘hewan-hewan fantastis’ Harry Potter. Setelah sekian lama memburu buku ini, akhirnya saya mendapatkannya dengan harga dan kualitas yang oke.
                Soal pembayaran, Prelo menggunakan rekening bersama. Ini menjadi poin yang dapat meningkatkan kepercayaan pembeli. Di tengah maraknya e-commerce dan online shop saat ini, sudah banyak kasus penipuan dan para pembeli merupakan sasaran empuk penipu.
                Dibanding sulit menentukan apakah suatu shop terpercaya atau               tidak, lebih baik langsung menggunakan platform yang jelas dan memiliki kontak customer service, sehingga bila ada keluhan kita dapat mengadukannya.
Prelo menjembatani penjual yang menjual barang second miliknya dengan pembeli yang membutuhkan barang original berkualitas dengan harga miring. Uniknya lagi, Prelo memiliki tab khusus, yaitu Editor’s Pick. Pada tab ini, Prelo merekomendasikan barang preloved yang unggulan dan berkualitas. Sesuai dengan deskripsinya, “Featured Items Handpicked by Prelo Curators”, barang-barang Editor’s Pick ini dipilih dengan pertimbangan dan kehati-hatian crew Prelo. Tidak hanya menyediakan platform, Prelo juga aktif memfilter barang-barang yang dijual.
                Prelo juga cukup sering membagi-bagikan promo. Harga barang bekas yang sudah dibawah harga normal, bisa didapatkan dengan harga yang lebih murah lagi. Tentunya dengan tidak mengurangi kualitas. Bagi pengguna, Prelo memberikan kode referral bonus, yaitu kode yang kita gunakan untuk mendapatkan saldo sebesar 5.000 dan tambahan 20.000 saat berbelanja. Caranya hanya dengan membagikannya kepada teman.
                Belum cukup sampai di situ, Prelo juga melayani obrolan langsung dengan pengguna. Pada web fitur ini bisa ditemukan di pojok kanan bawah. Layanan ini tersedia tiap Senin sampai Jumat pukul 9 pagi hingga 6 sore. Dengan fitur ini, saya sebagai pembeli merasa aman ketika ingin bertransaksi.
                Akhirnya saya menutup halaman terakhir buku pendamping Harry Potter ini, Hewan-hewan Fantastis dan Di Mana Mereka Bisa Ditemukan. Rasanya masih ingin bertualang lagi di Hogwarts. Bila di dunia sihir ada mantra pemanggil, yaitu Accio, di dunia muggle kita bisa ‘memanggil’ barang yang kita inginkan melalui aplikasi Prelo. (ara, 2017)

Komentar

  1. aya juga sudah merasakan belanja di prelo, barangnya second tapi masih bagus. Kemaren saya beli minyak rambut bekas, tapi masih banyak isinya dan harganya murah, bener

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Meneer Belanda

Sumber: merdeka.com Kapan kapal Cornelis de Houtman berlabuh di Pelabuhan Banten? Kejadian yang mengawali masa kolonialisme dan imperialisme di Indonesia ini selalu disebutkan dalam tiap buku Sejarah di sekolah. Di tahun 1596 ini, warga Banten tidak menerima para meneer Belanda karena arogansi yang mereka tunjukkan di tanah orang.             Konteks sejarah berkaitan erat dengan kejadian di masa lalu. Sebagai makhluk berbudaya, walau kita hidup di masa sekarang demi keberlangsungan hidup di masa depan, sepatutnyalah kita tidak mengabaikan latar belakang budaya kita. Bagaimana caranya? Melalui informasi, juga dokumentasi sebagai bukti, biasanya terekam dalam dokumen tulisan, buku-buku, foto, atau video. Mengingat keterbatasan teknologi di zaman-zaman itu, tidak aneh bila melihat dokumentasi yang kurang interaktif.             Di era digital ini, yang dulunya hanyalah kh...

First post

Menulis itu sulit. Bagi saya yang tidak bisa menyortir buah pikir, menulis itu sulit. Sialnya (atau untungnya), pekerjaan tulis-menulis ini menjadi keterampilan dasar yang harus dipelajari di kampus. Inilah mengapa, dokumen Ms. Word di laptop mulai bertumpuk tanpa kearsipan yang jelas. Mencoba menjadi mahasiswa produktif, dibuatlah blog ini. Namun bukan jaminan kontennya akan bersifat ‘akademis’. Bisa jadi hanya keluhan atau opini yang berdasar pada feeling , atau bahkan sisa-sisa tugas kampus yang siapa tahu bermanfaat suatu hari nanti.