Langsung ke konten utama

Mahasiswa Entrepreneur Memaksimalkan Media Sosial

Arus teknologi makin lama makin deras. Tulisan ini mengulas penggunaan teknologi internet dan dawai oleh mahasiswa entrepreneur. Awalnya ini adalah tugas salah satu mata kuliah satu tahun yang lalu, namun karena masih relevan dengan fenomena saat ini, artikel ini kembali diangkat ke permukaan.


Segala kebutuhan dapat diperoleh dari telepon pintar. Sumber: google.com
Kreatif mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan mahasiswa saat ini. Tak hanya berstatus sebagai akademisi, sebagian dari mereka juga memilih profesi sebagai pengusaha. Mereka mampu melihat celah usaha yang memiliki prospek bagus di masa depan. Usaha ini bergerak di berbagai bidang, baik itu berdagang maupun jasa. Dalam memasarkan produk dan jasanya kepada khalayak, mereka tak hanya menggunakan cara-cara konvensional, seperti brosur dan pamflet, tapi juga menggunakan media sosial, seperti instagram atau facebook.
            Singkatnya, saat ini akun-akun media sosial berbasis bisnis sudah banyak ditemukan. Bahkan satu merek usaha bisa memiliki beberapa media sosial, misalnya Instagram, Twitter, hingga official account Line. Manfaat penggunaannya pun langsung terasa, dapat dilihat dari jumlah pengikut (following) atau penyuka (likes). Semakin banyak pengikut atau penyuka suatu akun, semakin luas diketahui brand tersebut. Manfaat utamanya adalah sebagai media publikasi produk. Selain itu, interaksi antara pelanggan dan penjual juga dapat dilakukan melalui media sosial.
          Fenomena tersebut dapat dianalisis dengan teori yang diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin De-Fleur, yaitu Teori Ketergantungan Media. Teori ini menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu. Ball-Rokeach dan De-Fleur juga memperkenalkan model yang menunjukkan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media, dan sistem sosial yang besar.
          Sebagai media pemasaran produk, media sosial semakin dibutuhkan oleh mahasiswa pengusaha ini. Pada kasus toko online, penggunaan media sosial sangat esensial. Tak jarang mereka tidak memiliki toko, hanya mengandalkan media sosial. Dari proses pengenalan produk hingga pemesanan oleh pembeli, semuanya dilakukan melalui sosial media. Inilah yang menjadikan angka kebutuhan media sosial bagi mahasiswa pengusaha cukup tinggi, belum lagi profesi utama mereka adalah mahasiswa sehingga tak memungkinkan untuk mengelola usaha secara total.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Meneer Belanda

Sumber: merdeka.com Kapan kapal Cornelis de Houtman berlabuh di Pelabuhan Banten? Kejadian yang mengawali masa kolonialisme dan imperialisme di Indonesia ini selalu disebutkan dalam tiap buku Sejarah di sekolah. Di tahun 1596 ini, warga Banten tidak menerima para meneer Belanda karena arogansi yang mereka tunjukkan di tanah orang.             Konteks sejarah berkaitan erat dengan kejadian di masa lalu. Sebagai makhluk berbudaya, walau kita hidup di masa sekarang demi keberlangsungan hidup di masa depan, sepatutnyalah kita tidak mengabaikan latar belakang budaya kita. Bagaimana caranya? Melalui informasi, juga dokumentasi sebagai bukti, biasanya terekam dalam dokumen tulisan, buku-buku, foto, atau video. Mengingat keterbatasan teknologi di zaman-zaman itu, tidak aneh bila melihat dokumentasi yang kurang interaktif.             Di era digital ini, yang dulunya hanyalah kh...

First post

Menulis itu sulit. Bagi saya yang tidak bisa menyortir buah pikir, menulis itu sulit. Sialnya (atau untungnya), pekerjaan tulis-menulis ini menjadi keterampilan dasar yang harus dipelajari di kampus. Inilah mengapa, dokumen Ms. Word di laptop mulai bertumpuk tanpa kearsipan yang jelas. Mencoba menjadi mahasiswa produktif, dibuatlah blog ini. Namun bukan jaminan kontennya akan bersifat ‘akademis’. Bisa jadi hanya keluhan atau opini yang berdasar pada feeling , atau bahkan sisa-sisa tugas kampus yang siapa tahu bermanfaat suatu hari nanti.