Arus teknologi makin lama makin deras. Tulisan ini mengulas penggunaan teknologi internet dan dawai oleh mahasiswa entrepreneur. Awalnya ini adalah tugas salah satu mata kuliah satu tahun yang lalu, namun karena masih relevan dengan fenomena saat ini, artikel ini kembali diangkat ke permukaan.
![]() |
Segala kebutuhan dapat diperoleh dari telepon pintar. Sumber: google.com |
Singkatnya,
saat ini akun-akun media sosial berbasis bisnis sudah banyak ditemukan. Bahkan
satu merek usaha bisa memiliki beberapa media sosial, misalnya Instagram, Twitter, hingga official
account Line. Manfaat penggunaannya pun langsung terasa, dapat dilihat dari
jumlah pengikut (following) atau
penyuka (likes). Semakin banyak
pengikut atau penyuka suatu akun, semakin luas diketahui brand tersebut. Manfaat utamanya adalah sebagai media publikasi
produk. Selain itu, interaksi antara pelanggan dan penjual juga dapat dilakukan
melalui media sosial.
Fenomena tersebut dapat dianalisis dengan teori yang diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin De-Fleur, yaitu Teori Ketergantungan Media. Teori ini menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu. Ball-Rokeach dan De-Fleur juga memperkenalkan model yang menunjukkan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media, dan sistem sosial yang besar.
Fenomena tersebut dapat dianalisis dengan teori yang diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin De-Fleur, yaitu Teori Ketergantungan Media. Teori ini menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu. Ball-Rokeach dan De-Fleur juga memperkenalkan model yang menunjukkan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media, dan sistem sosial yang besar.
Sebagai media pemasaran produk,
media sosial semakin dibutuhkan oleh mahasiswa pengusaha ini. Pada kasus toko online, penggunaan media sosial sangat
esensial. Tak jarang mereka tidak memiliki toko, hanya mengandalkan media
sosial. Dari proses pengenalan produk hingga pemesanan oleh pembeli, semuanya
dilakukan melalui sosial media. Inilah yang menjadikan angka kebutuhan media
sosial bagi mahasiswa pengusaha cukup tinggi, belum lagi profesi utama mereka
adalah mahasiswa sehingga tak memungkinkan untuk mengelola usaha secara total.
Komentar
Posting Komentar